Muqaddimah Ilmu Tajwid - Pengertian Ilmu Tajwid


1. PENGERTIAN ILMU TAJWID

Tajwid menurut bahasa artinya, membaguskan (التَّحْسِين)

Sedang-kan menurut istilah adalah;

إِخْرَاجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ مَخْرَجِهِ مَعَ إِعْطَائِهِ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ

"Mengeluarkan setiap huruf dari tempatnya dengan mem- berikan hak-haknya dan sifat-sifat yang dimilikinya."

Dengan demikian, pengertian ilmu Tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari, bagaimana cara mengeluarkan huruf yang tepat serta semua ketentuan yang berkaitan dengan membaca al-Quran, baik dari segi lafadz maupun maknanya. Pada garis besarnya, rangkuman pembahasan ilmu Tajwid antara lain membahas masalah-masalah;

  1. Tempat keluar Huruf (مَخَارِجُ الْحُرُوْفِ)
  2. Sifat-sifat Huruf (صِفَاتُ الْحُرُوفِ)
  3. Hukum panjang dan pendeknya suatu bacaan (أَحْكَامُ الْمَدِّ وَالْقِصْرِ)
  4. Aturan memulai dan menghentikan bacaan (أَحْكَامُ الْوَقْفِ وَالْإِبْتِدَاء)
  5. Hubungan antar huruf (أَحْكَامُ الْحُرُوْفِ)

2. HUKUM MEMPELAJARI ILMU TAJWID

Hukum mempelajari ilmu Tajwid secara teori adalah fardhu kifayah, sedangkan membaca al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid, hukumnya fardhu 'ain, sesuai dengan firman Allah SWT:

(وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلاً)

"......dan bacalah al-Quran dengan tartil." (Q.S. al- Muzammil: 4)

3. TUJUAN MEMPELAJARI ILMU TAJWID

Tujuan mempelajari ilmu Tajwid yaitu;

صَوْنُ الِّنسَانِ عَنِ اللَّحْنِ فِي كَلَامِ اللهِ تَعَالَى

"Untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca al-Quran."

4. KESALAHAN MEMBACA

Kesalahan membaca (اللحْنُ) menurut bahasa artinya;

الْخَطَاءُ وَالْمَيْلُ عَنِ الصَّوَابِ

"Satu kesalahan dan penyimpangan dari kebenaran."

Adapun yang dimaksud al-Lahnu dalam pembahasan ini yaitu, setiap penyimpangan dari ketentuan ilmu Tajwid.

Al-Lahnu dibagi menjadi dua bagian, yaitu;

a. Kesalahan yang jelas (اَللَّحْنُ الْجَلِيُّ), yaitu:

خَطَاءٌ يَطْرَأُ عَلَى الْأَلْفَاظِ فَيُخِلُّ بِعُرْفِ الْقِرَاءَةِ سَوَاءٌ أَخَلَّ بِالْمَعْنَى أَمْ لَا كَتَغْيِيْرِ حَرْفٍ بِحَرْفٍ أَوْ حَرَكَةٍ بِحَرَكَةٍ

"Yaitu kesalahan yang terjadi pada lafazh-lafazh se- hingga merusak atau menyalahi aturan atau teori baca- an, baik kesalahan itu dapat merusak arti atau tidak, seperti merubah huruf dengan huruf lain atau merubah harakat dengan harakat yang lain."

Contoh:

1. Merubah Huruf;

اَلْحَمْدُ dibaca اَلْهَمْدُ – اَلْعَالَمِيْنَ dibaca اَلْأَلَمِيْنَ

2. Merubah Harakat;الْحَمْدُ dibaca اَلْحَمْدَ أَنْعَمْتَ --dibaca أَنْعَمْتُ

b. Kesalahan yang samar (اللَّحْنُ الْخَفِيُّ) yaitu:

خَطَاءٌ يَطْرَأُ عَلَى الْأَلْفَاظِ فَيُخِلُّ بِالْعُرْفِ دُونَ الْمَعْنَى كَتَرْكِ الْغُنَّةِ وَقَصْرِ الْمَمْدُودِ وَمَدَّ الْمَقْصُوْرِ.

"Yaitu kesalahan yang terjadi pada lafazh-lafazh (ketika membaca al-Quran) sehingga merusak/menyalahi aturan atau teori bacaan tapi tidak merusak makna ayat, seperti meninggalkan ghunnah, memendekkan bacaan yang panjang dan memanjangkan bacaan yang mesti- nya pendek."

5. DASAR-DASAR ILMU TAJWID

Adapun yang menjadi dasar ilmu Tajwid ialah firman Allah SWT:

(وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلاً)

"......dan bacalah al-Quran dengan tartil." (Q.S. al- Muzammil: 4)

Menurut shahabat 'Ali bin Abi Thalib menjelaskan penger- tian Tartil dalam ayat tersebut, yaitu;

هُوَ تَجْوِيدُ الْحُرُوفِ وَمَعْرِفَةُ الْوُقُوْفِ.

"Membaguskan pengucapan huruf dan mengetahui tempat- tempat waqaf (berhenti)."

Ibnu Jazari mengatakan:

﴿وَالْأَخْذُ بِالتَّجْوِيدِ حَتَّمٌ لَازِمٌ .۞مَنْ لَمْ يُجَوِّدِ الْقُرْآنَ أَثِمٌ﴾
﴿لِأَنَّهُ بِهِ الإِلَهُ أَنْزَلاَ ۞ وَهَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلاً﴾

"Membaca (al-Quran) dengan tajwid hukumnya wajib۞ Barangsiapa yang tidak membacanya dengan tajwid, ia berdosa.

Karena dengan tajwidlah Allah menurunkan al- Quran۞ Dan demikianlah al-Quran sampai kepada kita dari- Nya."

6. KEUTAMAAN MEMPELAJARI ILMU TAJWID

Keutamaan mempelajari ilmu Tajwid, yaitu;

إِنَّهُ مِنْ أَشْرَفِ الْعُلُومِ وَأَفْضَلِهَا لِتَعَلُّقِهِ بِأَشْرَفِ الْكُتُبِ وَأَجَلِّهَا

"Sesungguhnya (ilmu Tajwid) adalah ilmu yang paling utama dan sangat mulia, karena keterkaitannya secara langsung dengan kitab yang sangat mulia dan agung (al- Quran)."

7. TINGKATAN BACAAN

Tingkatan bacaan yang telah disepakati oleh ulama Qira'ah ada 4 macam, yaitu;

a. At-Tartil (التَّرْتِيلُ)

Membaca al-Quran dengan tempo Tartîl adalah;

وَهُوَ الْقِرَاءَةُ بِتُؤَدَةٍ وَاطْمِئْنَانِ وَإِخْرَاجُ كُلَّ حَرْفٍ مِنْ مَخْرَجِهِ مَعَ إِعْطَائِهِ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ مَعَ تَدَبُّرِ الْمَعَانِيّ.

"Membaca al-Quran dengan perlahan-lahan, tenang, dan mengeluarkan huruf tepat pada makhrajnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya (dengan meng- gunakan kaidah-kaidah ilmu Tajwid) serta memperhati- kan makna ayatnya."

b. At-Tahqiq (التحقيق)

Membaca al-Quran dengan tempo Tahqîq adalah;

وَهُوَ مِثْلُ التَّرْتِيلِ إِلَّا أَنَّهُ أَكْثَرُ مِنْهُ اِطْمِئْنَانًا وَهُوَ الْمَأْخُونُ بهِ فِي مَقَامِ التَّعْلِيمِ.

"(Bacaan dengan Tahqiq) pada dasarnya sama dengan Tartil tetapi lebih tenang dan perlahan-lahan, cara seperti ini lazim digunakan waktu mengajar al-Quran."

c. Al-Hadr (الْحَدْرُ)

Membaca al-Quran dengan tempo al-Hadr adalah;

وَهُوَ الْإِسْرَاعُ فِي الْقِرَاءَةِ مَعَ مُرَاعَاةِ الْأَحْكَامِ

"Bacaan yang dilakukan dengan cepat dengan tetap memper-hatikan hukum-hukumnya."

d. At-Tadwir (التَّدْوِيرُ)

Membaca al-Quran dengan tempo at-Tadwîr adalah;

وَهُوَ مَرْتَبَةٌ مُتَوَسِّطَةٌ بَيْنَ التَّرْتِيلِ وَالْحَدْرِ.

"Yaitu tingkatan pertengahan antara Tartîl dam Hadr."

Bacaan at-Tadwîr ini bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

 

0 Komentar